Maaf, Kumpulan materi untuk mahasiswa Agroekoteknologi sedang dalam proses. Terima kasih

Welcome to. . .

Welcome to. . .

Sabtu, 07 Maret 2020

Kegiatan Sanitasi Lahan Apel di Desa Sumbergondo

KEGIATAN PRA SANITASI

SURVEI LAHAN

Survei lahan diperlukan untuk mengetahui tingkat intensitas serangan yang disebabkan penyakit busuk buah pada Apel. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel tanah dan sampel buah apel yang terinfeksi penyakit di beberapa titik setiap desa (Bumiaji, Bulukerto, Sumbergondo, dan Tulungrejo). Setelah melakukan pengambilan sampel , kemudian sampel diuji oleh peneliti di laboratorium Mikologi Balitjestro secara in vitro.


SOSIALISASI

Kegiatan sosialisasi dan pengarahan sangat penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada petani akan pentingnya memutus siklus hidup penyakit dan teknis pengendalian yang tepat dan efektif. Sosialisasi dilaksanakan pada saat pertemuan kelompok tani, berdiskusi atau bermusyawarah dengan Dinas Pertanian Kota Batu, dan Peneliti dari Balai Penelitian Buah Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). 

(b) Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi. (a) Musyawarah dan berdiskusi dalam Rangka Penanganan Serangan Busuk Buah pada Tanaman Apel bersama Petani, Perangkat Desa Sumbergondo dan Dinas Pertanian Kota Batu. (b) Kegiatan Sosialisasi bersama Penyuluh Desa Sumbergondo di Pertemuan Kelompok Tani. 

KEGIATAN SANITASI 

PENGENDALIAN MEKANIS

Kegiatan sanitasi di Desa Sumbergondo dilaksanakan di 3 titik lokasi lahan apel milik anggota kelompok tani dengan menggunakan pengendalian secara mekanis. Adapun alat yang digunakan selama mengambil buah apel yang terinfeksi dengan menggunakan tangan, baik yang masih berada di pohon atau yang terjatuh di atas permukaan tanah. 


Kemudian membuat lubang sedalam 40 cm sebagai tempat penimbunan buah apel yang sudah terinfeksi. Buah yang terjangkit penyakit kemudian dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lubang galian untuk selanjutnya disemprot dengan mikroorganisme pengurai lalu lubang galian ditutup kembali.


Titik lokasi 1 dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2020 di lahan Pak Suwito yang berlokasi di Dusun Sengonan pada koordinat 7°49'34.16"S, 112°32'8.94"E dengan luas lahan 2.697 m². Lahan pak Suwito memiliki tingkat kerusakan sebesar 90%. 

Titik lokasi 2 dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2020 di lahan Pak Suliyono yang berlokasi di Dusun Sengonan pada koordinat 7°49'36.47"S, 112°32'12.97"E dengan luas lahan 2.927 m². Lahan pak Suliyono memiliki tingkat kerusakan sebesar 90%. 

Titik lokasi 3 dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2020 di lahan Pak Sutrisno yang berlokasi di Dusun Sengonan pada koordinat 7°49'36.20"S, 112°32'10.80"E dengan luas lahan 887 m². Lahan pak Sutrisno memiliki tingkat kerusakan sebesar 70%. 

PEMBERIAN BANTUAN SAPRODI

Dinas Pertanian memberikan bantuan saprodi kepada petani pada tanggal 26 Februari 2020. Bantuan ini diharapkan dapat segera mengatasi kerusakan di lahan apel milik petani. Bantuan yang diterima petani yaitu pupuk hayati PGPR dan Fungisida Daconil. Kepala Dinas Pertanian bersama Kepala Bidang Penyuluhan memberikan bantuan saprodi berupa Pupuk Hayati PGPR dan Fungisida Daconil kepada Petani. Pendampingan PPL dan TPP Desa Sumbergondo dalam pengaplikasian pupuk hayati PGPR di lahan apel milik petani. 

PENGENDALIAN BIOLOGIS

Kegiatan sanitasi selanjutnya yaitu pengendalian penyakit dengan cara biologis yang diaplikasikan menggunakan pupuk hayati PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) bantuan dari Dinas Pertanian Kota Batu. 


Kegiatan pengendalian ini didampingi langsung oleh PPL dan TPP Desa Sumbergondo. Aplikasi PGPR dilakukan dengan cara menghomogenkan 1-1,5 liter PGPR dalam 200 liter air (1 drum) yang kemudian disemprotkan di daerah perakaran tanaman dan seluruh bagian tanaman apel. Hal ini dilakukan agar mikroorganisme yang terkandung dalam PGPR mampu menghilangkan jamur yang menempel pada tanaman. 



Titik lokasi 1 dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2020 di lahan Pak Suwito yang berlokasi di Dusun Sengonan pada koordinat 7°49'34.16"S, 112°32'8.94"E dengan luas lahan 2.697 m². Lahan pak Suwito memiliki tingkat kerusakan sebesar 90%. 

Titik lokasi 2 dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2020 di lahan Pak Suliyono yang berlokasi di Dusun Sengonan pada koordinat 7°49'36.47"S, 112°32'12.97"E dengan luas lahan 2.927 m². Lahan pak Suliyono memiliki tingkat kerusakan sebesar 90%. 

Titik lokasi 3 dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2020 di lahan Pak Sutrisno yang berlokasi di Dusun Sengonan pada koordinat 7°49'36.20"S, 112°32'10.80"E dengan luas lahan 887 m². Lahan pak Sutrisno memiliki tingkat kerusakan sebesar 70%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar