Sebelum turun balapan, mobil F1 seperti mobil jalan raya pada umumnya
yang harus lolos serangkaian uji coba keselamatan. Namun, persyaratan
untuk mobil F1 lebih ekstrim,
Pada balapan Grand Prix Eropa di Valencia, Spanyol, 27 Juni 2010,
kita disuguhi pemandangan mendebarkan kecelakaan hebat yang dialami oleh
pembalap tim Red Bull, Mark Webber. Pada lap 10, Webber melakukan
kesalahan dalam memperkirakan gerak mobil Lotus Heikki Kovalainen di
trek lurus pada saat melaju dalam kecepatan 310km/j. Mobil Red Bull
Webber menghantam keras bagian belakang mobil Kovalainen kemudian
terbang sampai setinggi hampir 10 meter dan salto di udara sebanyak dua
kali sebelum akhirnya terhempas ke aspal dalam keadaan kokpit mobil di
bawah. Karena hantaman ke tarmac sirkuit terlalu keras, mobil berbalik
ke dalam posisi semula dan terseret ke run-off area di Tikungan 10.
(Mobil
Red Bull Mark Webber terlempar setinggi hampir 10 meter dan salto dua
kali di udara setelah menghantam belakang Lotus Heikki Kovalainen di GP
Eropa 2010 di Valencia, Spanyol - Foto: www.dailymail.co.uk)
Webber tak mengalami cedera, hanya mengalami memar di bahu kanan. Ia
bahkan keluar dari mobil tanpa dibantu orang ketiga sambil melemparkan
setir ke aspal. Luar biasa! Bayangkan jika kecelakaan seperti itu
terjadi pada mobil jalan raya? Dipastikan mobil hancur berantakan dan
pengemudi serta penumpangnya kemungkinan kecil hidup selamat, sehingga
tidak salah jika mobil Formula 1 mendapat sebutan sebagai mobil paling
aman sedunia jika dilihat dari desain mobil yang begitu kompak
berbanding dengan kecepatan. Tetapi klaim ini tidak bersifat absolut
karena terdapat perbedaan cara pandang.
(Robert
Kubica mengalami kecelakaan pada GP Kanada 2007 di Montreal setelah
menghantam tembok pembatas dan terseret sejauh 100m - Foto:
www.cache.jalopnik.com)
(Setelah
mengalami benturan 75G, atau sama dengan 75 kali dari berat tubuh
Robert Kubica di Montreal 2007, pembalap asal Polandia itu selamat -
Foto: www.wikinoticia.com)
Apa sih yang membuat mobil F1 bisa begitu istimewa sehingga bisa
menyelamatkan Webber dari kecelakaan dahsyat di Valencia? atau ketika
menyelamatkan Robert Kubica dari kecelakaan fatal di GP Kanada musim
2007 lalu? Banyak sekali alat penjamin keselamatan di mobil F1 dan salah
satu komponen yang penting adalah kokpit tempat pembalap F1 duduk.
Pada saat para desainer membuat mobil F1 ada dua elemen yang
dipertimbangkan yaitu kecepatan dan keselamatan. Kecepatan ditentukan
oleh mesin, aerodinamika dan ban, sementara monokok menjamin keselamatan
pembalap dalam kondisi yang sangat ekstrim sekalipun. Struktur monokok
mobil F1 sangat kuat dan sering kali disebut sebagai ‘tub’ alias ‘bak’
karena bentuknya yang seperti bak mandi; sempit dan kecil. Monokok
inilah yang menjadi kokpit dan ‘cangkang survival’ pembalap, tapi juga
menjadi komponen utama sasis mobil di mana mesin dan suspensi depan
langsung terhubung dengan tub. Jadi karena perannya yang seperti itu,
struktur monokok harus dibuat sekuat dan sekokoh mungkin.
(Gambar
di atas adalah beban tonase yang harus ditahan oleh cangkang survival
mobil F1 dalam uji coba sebelum diturunkan di sirkuit balap. Foto:
www.f1.allianz.com)
Seperti bagian-bagian mobil F1 lainnya, sebagian besar bagian monokok
terbuat dari serat karbon, yakni material komposit (gabungan dari
beberapa unsur) yang kekuatannya dua kali lebih kuat dari baja, tapi
lima kali lebih ringan. Serat karbon terdiri dari 12 lapis mat serat
karbon, di mana satu benang mat lima kali lebih tipis dari rambut
manusia. Membuat monokok adalah salah satu pekerjaan terberat tim
teknisi komposit karena mereka harus merekatkan ratusan komponen serat
karbon yang terpisah dengan alat perekat yang sangat kuat.
(Sebagian
besar material mobil F1 terbuat dari serat karbon yang memiliki daya
tahan dua kali lipat lebih kuat dari baja tapi lebih ringan lima kali)
(Inilah monokok mobil F1 yang juga disebut dengan ‘tub’ atau survival cell alias cangkang pelindung/survival)
Banyaknya pembalap F1 yang selamat dari kecelakaan fatal merupakan bukti kekuatan cangkang survival di atas. Prinsip dasar kerja cangkang survival adalah mempermudah pembalap keluar dari kokpit dalam waktu sesingkat-singkatnya. Cangkang alias tub tersebut harus bias menyelamatkan pembalap dari benturan depan, samping, belakang serta saat mobil terguling sehingga roll hoop harus benar-benar kuat. Dalam beberapa tahun terakhir FIA memfokuskan upaya-upaya keselamatan pada bagian kepala pembalap –yang merupakan areal yang paling rentan terkena benda-benda terbang dengan mempertinggi dan memperkuat dinding kokpit.
Banyaknya pembalap F1 yang selamat dari kecelakaan fatal merupakan bukti kekuatan cangkang survival di atas. Prinsip dasar kerja cangkang survival adalah mempermudah pembalap keluar dari kokpit dalam waktu sesingkat-singkatnya. Cangkang alias tub tersebut harus bias menyelamatkan pembalap dari benturan depan, samping, belakang serta saat mobil terguling sehingga roll hoop harus benar-benar kuat. Dalam beberapa tahun terakhir FIA memfokuskan upaya-upaya keselamatan pada bagian kepala pembalap –yang merupakan areal yang paling rentan terkena benda-benda terbang dengan mempertinggi dan memperkuat dinding kokpit.
Seperti mobil jalan raya, seluruh mobil F1 harus lolos uji coba
benturan yang ditetapkan oleh FIA sebelum diperbolehkan mengikuti
balapan dan FIA merupakan merupakan salah satu mitra aktif program uji
coba mobil jalan raya Euro-NCAP. Evaluasi ketat yang diperkenalkan tahun
1985 dan disupervisi oleh FIA ini biasanya dilaksanakan di Cranfield
Impact Centre di Bedfordshire, Inggris dan uji coba yang dilakukan
adalah uji benturan dinamis (bergerak), uji benturan beban statis dan
uji rollover alias uji benturan ketika mobil terbalik dan terguling.
Uji benturan dinamis dilakukan pada bagian depan, kedua samping dan
belakang sasis, plus setir. Cangkang alias tub tidak boleh rusak pada
waktu di uji. Berat sasis yang dites, sudah termasuk boneka uji coba,
adalah 780kg. Uji benturan depan dilakukan pada kecepatan 54km/j, uji
benturan samping 36km/j dan belakang 40km/j.
(Monokok mobil Formula One atau disebut juga survival cell atau tub)
Mungkin Anda bertanya-tanya kok kecepatannya rendah? Memang sengaja
dipilih untuk mengukur seakurat-akuratnya kemampuan mobil di dalam
menyerap energi benturan pada saat kecelakaan terjadi. Batasan
deselerasi, penyerapan energy dan deformasi harus dihitung setepat
mungkin. Misalnya, uji coba benturan dari depan saat mobil deselerasi
terhadap dada boneka dummy tidak boleh lebih dari 60 G (sekitar 60 kali
berat tubuh manusia) dalam waktu tiga milidetik benturan.
Dalam uji benturan statis, mobil menjalani 12 kali uji coba beban
statis pada bagian depan, samping dan belakang untuk memastikan bahwa
tub benar-benar harus tahan terhadap segala benturan sesuai yang
diwajibkan oleh regulasi. Setelah diuji, perubahan bentuk pada cangkang
tidak boleh merusak struktur cangkang ataupun girboks. Setelah itu,
struktur rollover mobil menjalani uji coba dari tiga arah –di mana
bagian samping harus mampu menahan beban benturan lima ton, dari depan
enam ton dan dari atas 12 ton. Kedalaman penyok akibat benturan itu
tidak boleh lebih dari 50mm.
Nah dari penjelasan di atas, apakah masih ada yang meragukan tingkat keselamatan mobil F1?
Subernya dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar